SAMOSIR, KOMPAS.com - Himpunan Kerukunan Tani
Indonesia (HKTI) mengembangkan pertanian khususnya budidaya jagung di
lahan tandus di Pulau Samosir, Sumatera Utara.
Meski jagung
ditanam di lahan tandus di atas tanah berbatu bekas letusan gunung
berapi, produktivitas tanaman jagung per hektar tinggi, mencapai 8 ton
jagung pipilan kering.
Menurut Sekretaris Jenderal HKTI, Benny
Pasaribu, Senin (19/3/2012) usai panen jagung perdana di Desa Tolping,
Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, kdi Jawa, banyak
tanaman jagung dengan produktivitas tinggi mencapai 10 ton jagung
pipilan kering. Itu bisa terjadi karena lahan pertanian di Jawa
subur.
Dengan teknik budidaya yang baik dan benih serta pupuk yang tepat, produktivitas bisa tinggi.
Kondisi
ini berbeda dengan di Pulau Samosir, yang umumnya tanah datarnya
berbatu. Untuk mencetak lahan pertanian perlu waktu lama, karena harus
menyingkirkan bebatuan. Lahan yang tandus dan berbatu ini harus
diolah. Waktunya juga tidak singkat. Apalagi sistem pengairannya
sebagian besar mengandalkan air hujan.
Meski begitu, dengan
kemauan, lahan tandus itu bisa ditanami dengan produktivitas tinggi.
Dalam panen perdana di kebun percontohan HKTI di Desa Tolping,
misalnya, produktivitas tanaman jagung mencapai 8 ton jagung pipilan
kering. Jagung yang ditanam jenis jagung hibrida varietas pertiwi 2 dan
pertiwi 3.
Pada kesempatan itu, petani juga diajarkan cara
berbudidaya jagung dengan baik, agar menghasilkan produktivitas tinggi,
sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani jagung.
Para petani
juga berharap, kebun percontohan HKTI diperbanyak. Zaintan
Nainggolan (66), petani Desa Tolping, Kecamatan Simanindo, menyatakan,
keinginan petani menanam jagung hibrida dengan produktivitas tinggi ada,
tetapi terbentur keterbatasan modal.
Harga benih jagung hibrida
mahal, sementara tingkat kegagalan panen atau resiko gagal panen jagung
belakangan ini tinggi. Ini akibat iklim yang terus berubah.
"Kalau
banyak hujan petani senang, karena bisa tanam jagung dan panen. Kalau
hujan terlalu deras, tinggal membuat aliran air saja. Kondisi sulit pada
musim kemarau, karena tanaman kekurangan air dan mati," katanya.
Karena
itu, para petani berharap agar harga benih jagung hibrida bisa lebih
murah. Petani juga minta harga jual jagung dinaikkan.
Di Samosir,
umumnya petani memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar. Lahan tidak dalam
bentuk satu hamparan, tetapi terpisah-pisah bukit dan bebatuan. Potensi
lahan tandus untuk pertanaman jagung juga masih luas.
Posting Komentar