0

    Kabar Makrab News/ Dalam kegiatan makrab Ikatan mahasiswa Papua (IMAPA) Bogor tahun 2012 dalam agenda acara kegiatan seksi acara dalam satu sesi menyusun lagu daerah. Untuk mengisi sesi lagu daerah tersebut seksi acara   bekerja sama dengan koordinator seni dan Budaya IMAPA untuk menyumbangkan Ide, masukan atau kerjasama dalam hal cari lagu daerah. Dalam hal ini Kedua seksi  memutuskan untuk membawahkan nyanyian bersama seluruh peserta makrab. Keputusan bersama yaitu lagu Hitam Kulit Keriting rambut.
     Lagu tersebut di tangani langsung oleh koordinator seni dan budaya. Dalam sela – sela makrab seksi seni dan budaya mengatakan, lagu kulit hitam dan  rambut kriting kita kolaborasikan dalam bentuk bahasa daerah masing – masing.
     Dari Sorong sampai Merauke berbagai suku yang mendiami. Dengan demikian para peserta yang hadir lagu di bagi larik dan alinea berdasarakan suku dan masing – masing bahasanya yang dimilikinya. Pantauan dari kami,malam pertama sekitar jam 12.00 WIB seksi koordinator seni dan budaya memintah kepada seluruh peserta terjemahkan bait per bait memakai bahasa daerah masing-masing.
     Pembagian bait dan larik lagu sebagai
berikut.Lagu alinea pertama lirik ke satu mendapatkan terjemahan menurut bahasa suku maibrat sorong. Lirik kedua menugaskan menterjemakan menurut bahasa suku muju.Alinea ke dua lirik pertama bahasa wamena, kedua dan ketiga bahasa lani, lirik ke – lima mendapatkan suku (mee) wisell meren paniai.  Pembagian berdasarkan topografi daerah yakni alinea pertama dari timur ke barat, utara – selatan,alinea kedua  mendapatkan suku – suku papua tengah dan alinea terakhir bernyanyi bersama – sama.
        Koordinator seni dan budaya kendi Eliasaer Edowai, mengatakan saya mengelu sekali dalam hal pembagian penerjemahan lagu tersebut. Karena beberapa suku yang hadir dalam acara makrab tugas yang di percayakan belum bisa terjemahan kedalam bahasa ibu atau bahasa daerah mereka sendiri.
    Pantauan bidang komunikasi,bahwa masalah kehilangan bahasa daerah karena akibat budaya perkawinan. Perkawinan pebedaan berpengaruh terhadap gen, etnis,bahasa dan budaya. Pentingnya  bahasa daerah di masukan dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar untuk tetap melestarikan budaya bahasa komunikasinya. Perbandingan di kota studi kami disini bahasa sunda di masukan kedalam kurikum sekolah dasar jadi semakin hari semakin tidak kehilngan bahasanya.
     Tahun lalu media jubi com. menemukan tentang sala – satu suku di Papua  selatan kehilangan budaya bahasa daerah. Pengaruh global dan pengaruh bahasa Indonesia milik melayu membuat beberapa suku kehilangan bahasa ibu.
     Kekawatirannya adalah masayarakat sipil  asli Papua kehilangan semunya.  Sadar atau tidak sadar sistem ke Indonesiaan yang di lakukan negara ini melalui bahasa melayu yang kini tersebar di tanah Papua membuat kehilangan budaya bahasa tersebut. Akankah generasinya penerus masih mempertahankan bahasanya?
    Pertanyaan  adalah apakah pura –pura tidak tahu? Ataukah malas menterjemakan bahsanya karena  takut mendengarkan orang lain. Acara yang di laksanakan setiap tahun ini merupakan simbol persatuan dan kesatuan di antara anak Papua Bogor. Sala – satu lagu diatas merupakan sala – satu contoh pula .Para peserta bahwa 7% persen belum bisa terjemahan bahasa daerah. Waspada terhadap pemusnahan bahasa daerah terjadi seluruh di tanah Papua. Dengan adanya perubahan globalisme berakibat fatal terhadap generasi penerusnya. Data ini kami dapat saat makrap IMAPA Bogor selama 3 hari. Kejadian si kokenau sumber media Jubi .com tahun lalu dan penemuan kali saat acara makrab akan timbul pertanyaan besar bagi generasi penerusnya. Semakin hari - semakin hilang.
Oleh : Marinus Gobai

Posting Komentar

 
Top