Duel antara Barcelona melawan Rela Madrid
merupakan duel/pertandingan terpanas dan terbesar didunia yang sering juga
disebut El Clasico. Tidak hanya rivalitas di sepak bola(diatas lapangan) namun
dule Barca vs Madrid mengandung nilai sejarah yang panjang. Namun disaat ini
kita bisa lihat bahwa rivalitas itu tidak mengahalangi para pendukungnya untuk
dapat mendukung timnya di stadion masing-masing disaat kedua tim bertanding.
Pendukung Madrid bisa menyaksikan pertandingan di stadion Camp Nou(kandang
Barcelona) dengan aman dan nyaman karena pihak keamanan(polisi) dan pihak
klub(Barca) menyediakan tempat yang aman dan nyaman bagi pendukung Madrid untuk
dapat menyaksikan pertandingan El Clasico, Begitupun sebaliknya. Apa yang
diperlihatkan oleh Barca dan Madrid(saling menghormati dan menghargai sesama
pemain maupun fans) merupakan profesionalisasi sepak bola yang sesungguhnya.
Walaupun sejarah kedua klub ini sangat kelam.
Cerita diatas adalah sedikit cerita tentang
rivalitas kedua tim namun tetap menjujung tinggi profesionalisme sepak bola.
Kaitannya dengan cerita diatas saya ingin menyorot duel antara Persija vs
Persipura(el Clasiconya Indonesia) yang berlangsung di stadion GBK dalam
lanjutan ISL musim ini pada hari Selasa 04,06,2013. Pendukung/fans Persipura
dilarang menyaksikan langsung di stadion GBK oleh pihak keamanan(polisi-polda
metro jaya) dan Panpel persija. Apa yang dilakukan oleh pihak keamanan terhadap
pendukung Persipura merupakan sebuah kehancuran profesionalisme sepak bola. Ini
merupakan pelecehan sepak bola yang dilakukan oleh kepolisin dan panpel
persija.
Dalam sepak bola sejatinya menang-kalah bukanlah
segalanya,tetapi yang terpenting dari sepak bola adalah profesionalisme yang
mana saling menghargai dan menghormati antar sesama pemain maupun fans adalah
yang terpenting dari sepak bola itu sendiri. Namun apa yang dilakukan oleh
pihak kepolisian dan panpel persija merupakan pelecehan terhadapa
profesionalisme, dan pelecehan profesionalisme merupakan pelecehan sepak bola.
Bisa disimpulkan bahwa pihak-pihak yang mengurus sepak bola di Jakarta ini
tidak mengerti sama skali apa itu sepak bola, sangat memalukan. Menjadi sesuatu
yang sia-sia ketika sebelum setiap pertindingan ISL dimulai terpampang dengan
jelas di tengah lapangan bendera berwarna kuning-biru yang bertuliskan “My Game
Is Fair Play”. Pesan yang disampaikan dalam slogan “My Game is Fair Play”
kurang lebihnya adalah “Adil dan jujur/tidak memihak”, dan dengan apa yang
dilakukan oleh pihak kepolisian dan persija terhadap tim Persipura dan
pendukungnya(Persipura Mania) sangat jauh dari makna yang disampaikan dalam
slogan diatas.
Terlepas dari profesionalisme, apa yang dilakukan
oleh pihak kepolisian dan panpel persija yang melarang Persipura Mania
menyaksikan langsung di satdion GBK adalah sebuah DISKRIMINASI terhadap orang
Papua. Dengan apa yang terjadi, sangat jelas bahwa Indonesia menganggap Papua
bukan bagian dari indonesia. Selalu saja ketidakadilan dilakukan oleh indonesia
terhadap Papua. Namun pada akhirnya KEBENARAN itu yang akan menang. Dengan
pertolongan Tuhan dan kerja keras pemain serta official Persipura, Persipura
memenangkan pertandingan atas persija. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan
tim Persipura namun ini adalah kemengan Bangsa Papua.
Maju terus Persipura(Tim Pejuang Kehidupan),
Tuhan dan semua warga Papua selalu bersamamu. Bravo Persipura-Bravo Papua.
Penulis : Serfa Kotouki ” Mahasiswa sekaligus Pengamat
Sepak Bola Bogor
Posting Komentar