Imapa News, kehidupan tempat tinggal mahasiswa Papua
Bogor tidak aman dengan lingkungan tempat tinggalnya. Ini di sampaikan oleh 80%
mahasiswa yang tetap aktif kuliah di kota study ini.
Lima kasus kekerasan menimpa terhadap mahasiswa
yakni “kasus penjambret, pencurian, penembakan melalui senjata, menghipnotis
dan anacaman “ terhadap diri kami. Penjabaran dari 5 data yang sudah terhimpun
ini sebagai berikut. Penjambret: kasus ini banyak terjadi terhadap kami
mahasiswa Papua di persimpangan jalan raya. Banyak alat–alat elektronik di
bawah lari oleh pemuda- pemuda setempat. Alat–alat elektronik seperti laptop
dan handpone. Kasus ini terjadi pada 8 mahasiswa yang study di Bogor.
Pencurian : Pencurian ini terus terjadi
sepanjang waktu. Terjadi di kosan- kosan dan setiap asrama yang kami huninya.
Kasus kehilangan barang–barang berharga milik mahasiswa seperti kehilangan
laptop, kehilangan motor milik mahasiswa, motor sewaan, photo kamere dan sepatu
milik mahasiswa yang seharga mencapai Rp.400-500;. Dalam minggu ini (22-5-2013) terjadi dua kasus yakni
kehilangan barang sewaan milik mahasiswa mengorbankan belasan juta rupiah yakni
motor FIXION dan dua buah sepatu boot seharga ratusan rupiah.
Penembakan : penembakan ini juga sala–satu
cara tidak manusiawi terjadi terhadap mahasiswa Papua. kasus ini terjadi di
persimpangan jalan raya Ciawi dan sempur. Proses penyelesaian terhadap kasus
ini tidak mendapatkan solusi. Di persimpangan jalan raya banyak sekali terjadi
orang tak kenal menganiaya terhadap mahasiswa Papua. Lagi pula pangkat
berbintang dua, dan tiga mencari–cari alamat/tempat tinggal kami. Pendidikan
kami tidak aman karena seperti ada pengawasan khusus oleh orang tertentu, yang
tidak di ketahui institusinya.
Menghipnotis: kasus ini juga terus terjadi
maka mewaspadai dalam diri kami karena mereka menjaga kami dimanapun kami pergi.
Sekian dari kami menjadi korban hipnotis pula. Kelompok ini juga membawahkan
uang kuliah kami, laptop, dan dompet, terjadi di terminal, stasiun dan tempat
tempat umum.
Ancaman: Ancaman ini juga terjadi
disaat–saat tertentu. Seperti hari besar umat kristiani awal masuk masa advent
tanggal 1 Desember. Pada tanggal ini pihak keamanan menjaga menutupi, menudu
kami dengan senjata api di asrama kami. Apa motif mereka terhadap kasus ini ?.
kelima kasus ini adalah apa yang kami alami, melihat
dan merasakan di kota ini. Kehilangan laptop bukan hanya tubuh, model, bentuk,
fisik laptop saja, tetapi disayangkan adalah kehilangan isi didalam laptop itu
sendiri. Sala-satu contoh materi-materi pelajaran telah ada mempelajarinya.
Kehilangan laptop sama halnya kehilangan ilmu
pengetahuan. Kehilangan ilmu pengetahuan adalah membunuh karakter anak mudah
saat ini dan waktu yang akan datang menjadi trauma dalam dunia Pendidikan.
Kami mengharapkan pemerintah setempat segera
menjamin hak kebebasan pendidikan kami di tanah sunda ini. Kelompok–kelompok
yang membuat onar terhadap komunitas kami awal perpecahan menimbulkan dampak
buruk kehidupan lingkungan pendidikan dan kehidupan sosial pluralisme.
Banyak insiden yang telah mengalami oleh kami
seperti kehilangan harta dari tempat tinggal, kehilangan harta dari tengah
jalan dan lainnya. Semua terjadi karena terlihat daerah yang kurang kondusif,
pengamanan dan penagwasan yang buruk, tidak aman, tidak nyaman, dan kondisi
darurat dalam kehidupan bagi mereka yang mencuri.
Apakah siap memobilisasi masa untuk upaya memutuskan
berbagai kekerasaan yang terjadi dalam komunitas ini. Semoga penguasa lokal setempat dan pemimpin bangsa
mengetahui kekerasan yang menimpa pada kami mahasiswa Papua Bogor. Kehidupan
kami dalam tekanan dari lima ancaman diatas, maka kami akan publikasikan di
mediaonlain, cepat atau lambat kami
akan turun Jalan di Istana Negara kedua II Indonesia di Bogor.
Posting Komentar