Bogor News, Leonardus Birak (49), warga Papua
ditemukan tewas telentang dengan mulut mengeluarkan darah di trotoar Jalan Raya
Jenderal Sudirman, Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin (6/5).
Identitas Leonardus Birak (49), seorang Pegawai Negeri
Pariwisata Kabupaten Bovendigul. Asal kampung: Mandobo tengah. Tiga bulan lalu
almarhum (LB) telah wisuda sekolah tinggi ilmu pemerintahan (STIPAN) Jakarta
Selatan.
Mengklarifikasi
Kami bidang INFOKOM IMAPA “ turun di rumah sakit PMI
Bogor pada jam 06.30 pagi waktu Bogor. Sesuai survai di ruang forensik PMI
Bogor “ kepala pengelola mengatakan “ dari kemarin tidak ada mayat disini baik
orang Jawa maupun orang Papua, (Selasa (7/5).
Saya kunjungi di Rumah Sakit Salak. Rumah sakit salak
merupakan rumah sakit yang berdekatan dengan tempat kejadian tewasnya (LB) di
Jalan Sudirman. Ketika saya bertemu dengan Kepala pengelola ruang forensik
jenazah. Beliau mengarakan saya untuk mengecek atas nama almarhum (LB) di papan
pengumuman. Sesuai pengecekan Jenazah almarhum (LB) tidak ada di rumah sakit
salak.
Kunjungi ke rumah sakit yang ketiga bagian barat dari
tempat kejadian yakni Rumah sakit Karya Bakti. Sesuai informasi kepala bidang
pengelola ruang forensik mengatakan semalaman ini tidak ada jenazah yang masuk.
Ini adalah data di tiga rumah sakit terkenal di Kota Bogor.
Alinea terakhir pemberitaan media “merdeka Com “tidak
benar menuliskan“Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Bogor Tengah Iptu
Andri Alam mengatakan, untuk mengetahui penyebab kematian, jenazah korban,
dibawa ke ruang forensik RS PMI Bogor. “Dugaan sementara korban karena sakit,”
ujar Iptu Andri.
Setelah survai ketiga rumah sakit ini, saya pergi di
Kantor Kapolsek Bogor Tengah. Disana saya bertemu dengan Ketua IMAPA dan sala
seorang pihak keluarga yang sedang mengurus surat jenazah. Saya berbincang – bincang dengan sala seorang anggota
polisi yang bekerja di bagian humas. Pak sesuai berita Janazah ada di ruang
forensik, kok tidak ada di PMI. Dia mengatakan, pemberitaan tidak benar itu.
Dari kemarin jenazah tidak ada di Bogor. Lalu kemana jenazanya?.
Kami pihak polisi juga kaget dengan kejadian ini maka
Jenazahnya kami arahkan ke rumah sakit polisi di Keramat Jati, Jakarta Timur. Alasan utama pengalihan jenazah ke Jakarta: hanya
untuk mengefisiensi forensik/ otopsi. Kalau kami lakukan di Bogor membutuhkan
waktu dua hari atau lebih menunggu hasil forensiknya. Beliau menjelaskan kematian ini menduga sakit, karena
banyak bukti olah TKP kami. Sebelumnya Almarhum bertemu dengan “Segi” .
Almarhum (LB) menceritakan pada Segi bahwa dia sakit sesak nafas, Lalu Segi
membantu memberi uang untuk berobat kemudian pergi. Sesuai informasi para warga di TKP “ sebelum meninggal
(LB) berteriak – teriak mengeluarkan kata “ sakit, sakit” lalu hembuskan
nafasnya. (tuturnya).
Kemudian kami menghubungi pihak keluarga di Bovendigul
“keputusan keluarga meminta tak usah otopsi. Dia sudah meninggal dunia, tidak
akan kembali hidup lagi maka kirimkan jenazahnya saja”. (tuturnya).
Setelah
mendengar keputusan dari keluarga kami mencabut surat perkara di kapolsek Bogor
Tengah, lalu pihak keluarga pergi mengurus jenazah di Jakarta untuk memulangkan
jenazah ke asalnya kelahirannya.
Oleh : Gobai
Posting Komentar