Hak Merdeka,Hak Beribada,Hak adat, Hak Ulayat Tanah,hak hidup, hak makan, hak minum tidak ada seorang pun membatasiya.
Bogor News, Masalah ini ada di tengah kami dan masalah ini sedang hadapi mahasiswa Papua Bogor saat ini..Politik Multikulturalisme, Selain acara kegiatan hari raya Natal dan perayaan hari raya Paska, keluarga besar Papua Bogor sulit melaksanakan kegiatan –kegiatan ekstra maupun intra dari asrama Papua maupun beberapa kontrakan. Hari Kamis tanggal 05 april 2012, kami sekelompok orang melaksanakan ibada singkat bersama dengan sekelompok pelajar pelayanan teologia dari sentul City bertempat di asrama Kamawan VI Papua Bogor Dramaga.
Setelah renungan singkat ketua penghuni Asrama Mahasiswa Papua Jack Zakarias Pikindu, mengatakan disini kami tidak ada ruang publik untuk melaksanakan kegiatan apapuan. Kami berada dalam ruang lingkup tertindas oleh mayoritas masyarakat sipil muslim.Selain dua hari raya besar dilarang ketat melaksanakan kegiatan ekstra maupun intra dari asrama kami. Seandainya kami laksanakan pun di bawah jam 08.00 WIB (tuturnya).
Bogor News, Masalah ini ada di tengah kami dan masalah ini sedang hadapi mahasiswa Papua Bogor saat ini..Politik Multikulturalisme, Selain acara kegiatan hari raya Natal dan perayaan hari raya Paska, keluarga besar Papua Bogor sulit melaksanakan kegiatan –kegiatan ekstra maupun intra dari asrama Papua maupun beberapa kontrakan. Hari Kamis tanggal 05 april 2012, kami sekelompok orang melaksanakan ibada singkat bersama dengan sekelompok pelajar pelayanan teologia dari sentul City bertempat di asrama Kamawan VI Papua Bogor Dramaga.
Setelah renungan singkat ketua penghuni Asrama Mahasiswa Papua Jack Zakarias Pikindu, mengatakan disini kami tidak ada ruang publik untuk melaksanakan kegiatan apapuan. Kami berada dalam ruang lingkup tertindas oleh mayoritas masyarakat sipil muslim.Selain dua hari raya besar dilarang ketat melaksanakan kegiatan ekstra maupun intra dari asrama kami. Seandainya kami laksanakan pun di bawah jam 08.00 WIB (tuturnya).
Pada tuhun 2005, asrama Papua kamasan VI milik
sebagai aset pemerintah Papua. Pada tahun itu, disahkan oleh gubernur J.P Salosa.
Tanah dan rumah sebagai pemilik orang Papua. Tidak ada orang ketiga intervensi
mengurus diri sebagai pemerintah dan pemilik tanah. Kami terintimidasi besar
yakni tidak ada kebebasan beribada dari asrama kita sendiri.Setiap kali melaksanakan kegiatan masyarakat,
polisi dan Intel datang mengepung dan berhentikan kegiatannya.
Lanjutan, melihat di tanah kelahiran kami di Papua, paling menghargai nilai arti kata multikulturalisme terutama Agama. Kebebasan agama di daerah papua seperti sahabat akrab. Tidak ada pengdiskriminasian agama di tanah Papua. (Tuturnya).
Lanjutan, melihat di tanah kelahiran kami di Papua, paling menghargai nilai arti kata multikulturalisme terutama Agama. Kebebasan agama di daerah papua seperti sahabat akrab. Tidak ada pengdiskriminasian agama di tanah Papua. (Tuturnya).
Penindasan kebebasan beribada lain Ketua Paguyuban IPMANAPANDODE sekaligus
penghuni kontrakan waruna ijo,Baranang Siang Dani.M Badii
mengatakan,kami pun mengalami hal yang sama tidak ada ruang kebebasan
beribada. Setiap Kegiatan Ibada bulanan yang dilaksanakan oleh seksi kerohanian
IMAPA tidak bisa mengadakan ibada dari kontrakan
kami karena pemilik kontrakan melarang kegiatan berhubungan dengan
keagamaan. (tuturnya).
Dimana Kebebasan beragama ?
Diskriminasi didaerah Bogor semakin tinggi. Dalam persoalan
kasus Jasmin Bogor belum tuntas. Umat kristiani Bogor tidak mendapatkan ruang
kebebasan beragama. Kami keluarga Papua Bogor pun mengalami hal yang sama maka bebaskan kami dari semua penindasan ini karena bangsa yang beradap adalah bangsa yang paling menghagai nilai sebuah kata Multikulturalisme. Masalah multikulturalisme
bagi sekelompok intelektual berbahasa yang halus dan mencertiakan senyum
dan manis tetapi kenyataan realitas bagi umat mereka tidak melaksanakannya.
Untuk menguasai Papua soekarno dan beberapa Pahlawan memaksa
dengan tuduhan senjata maka hargai masyarakat Papua sebagai bagian dari
Indonesia. Demokrasi orde baru bagi negeri Indonesia penting bagi bangsanya dan sejak
lama suda diterapkan di negeri nyatanya
hati busuk bagi negeri ini.
Pemerintah dan masyarakat Bogor stop menjajah sekelompok
umat kristen dimana multikulturalisme dan pluralime dalam bingkai demokrasi
orde baru. Daerah yang mengataskan namakan kerajaan diatas demokrasi. Negeri ini
tidak ada negara kerajaan. Ambisi untuk menjadi negara kerajaan mati bersama
kolonialisme dan imperialisme 60 tahunan
masa penjajahan dunia belanda,jepang, dll.
Kami menghargai budaya di tempat ini, tetapi pembentukan bangsa
dan penciptaan pasar tidak memberikan pengaruh pada pluralisme dengan cara
penindasan beribada di kalangan agama tingkat kelas komunitas. Seandainya kami
merusak situs historis budaya atau
sumber – sumber historis yang kaya bagi pluralisme milik masyarak sunda pantaslah melarang beribadanya
Nilai keagamaan ini
tidak menghargai bagi umat kristiani Papua yang mendiami di kota Bogor maka segera
cabut semboyang ( Bhineka Tunggal Ika ) segera bentuk negara – negara federasi di dalam
bangsa ini. Kami sadar multikulturalisme bagian agama ini masyarakat Jawa khusus masyarakat sunda yang mayoritas Agama Islam harus
belajar dari kehidupan Multikulturalisme Papua. Disana beragam etnis, budaya, bahasa dan agama tetapi masyarakat sipil
Papua paling menghargai penuh nilai multikulturalisme bagian agama tersebut. Melihat realitas multikulturalisme gedung –
gedung bangunan gereja,mesjid,wihara berdekatan,sepertinya agama satu sama lain saling akrab.
Kami tahu, kami sadar, bahwa Papua masuk dalam bingkai NKRI dengan sistim keterpaksaan. Dengan keterpaksaan membuat masayarakat hidup rukung dan damai pun tak pernah damai.Keluarga kami disana menghadapi tantangan besar dalam hidup. Kini kami sekelompok komunitas Papua di Bogor pun ikut terlibat tidak aman dalam hak hidup beribada.
Kami tegaskan bahwa tidak ada arti demokrasi diatas demokrasi
membentuk sebuah kerajaan dan diatas Negara Republik tidak ada aturan membentuk sebuah sistim
kerajaan. Politik multikulturalisme fanatik agamanisme yang terjadi disini mengakibatkan intraksi sosial pun berpengaruh terhadap etnitas kehidupan dunia. Lepaskan kami dari semua cengkeramanmu.
Penulis : Marinus
Tulisan yang mantap, punya inspirasi buat kita semua
BalasHapus