"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan
Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman masih merupakan pengalaman kita. Akibatnya, kerukunan hi-dup, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal. Korupsi, bukannya dihapuskan, tetapi malah makin beranak-pinak dan merasuki segala aras kehidupan bangsa kita bahkan secara membudaya. Penegakan hukum yang berkeadilan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia masih merupakan pergumulan dan harus tetap kita perjuangkan. Pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap mencemaskan kita. Mereka yang diberi amanat dan kekuasaan untuk memimpin bangsa kita ini dengan benar dan membawanya kepada kesejahteraan yang adil dan merata, malah cenderung melupakan tugas-tugasnya itu.
telah melihat terang yang besar"
(Yes. 9:1a)
Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani IMAPA BOGO di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
segenap umat Kristiani IMAPA BOGO di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Telah
tiba pula tahun ini hari Natal, perayaan kedatangan Dia, yang dahulu
sudah dinu-buatkan oleh Nabi Yesaya sebagai "seorang anak telah lahir
untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita, lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai"[1].
Tokoh inilah yang disebutnya juga di dalam nubuatan itu sebagai "Terang
yang besar" dan "yang dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan dalam
kegelapan"[2]. Inilah Kabar Gembira tentang kedatangan Sang Juruselamat,
Yesus Kristus, Tuhan kita.
Pada hari Natal yang pertama itu,
para gembala di padang Efrata, orang-orang kecil, sederhana dan
terpinggirkan di masa itu, melihat terang besar kemuliaan Tuhan bersinar
di kegelapan malam itu[3]. Mereka menanggapi sapaan ilahi "Jangan
takut" dengan saling mengajak sesama yang dekat dan senasib dengan
mereka dengan mengatakan satu sama lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem
untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan
Tuhan kepada kita"[4]. Para Majus yang masing-masing telah melihat
terang besar di langit negara asal mereka, telah menempuh perjalanan
jauh untuk mencari dan mendapatkan Dia yang mereka imani sebagai Raja
yang baru lahir. Mereka bertemu di Yerusalem dan mengatakan: "Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia"[5].
Sayang sekali, bahwa di samping para gembala dan para Majus dari Timur
yang tulus itu, ada pula Raja Herodes. Ia juga mendapat tahu tentang
kedatangan Yesus, bukan hanya dari para Majus, tetapi juga dari
keyakinan agamanya, tetapi ia malah merasa tersaingi dan terancam
kedudukannya. Maka dengan berpura-pura mau menyembah-Nya, ia mau
mencari-Nya juga dengan maksud untuk membunuh-Nya. Ketika niat jahatnya
ini gagal, ia malah melakukan kejahatan lain dengan membunuh anak-anak
tak bersalah dari Bethehem[6].
Kepada kitapun keluarga Imapa, yang hidup di Kota Study Bogor dan merayakan Natal pada tahun 2011
ini, telah disampaikan Kabar Gembira tentang kedatangan Tuhan kita Yesus
Kristus, yang adalah "Firman, yang di dalamnya ada hidup dan hidup itu
adalah terang bagi manusia"[7]. Memang, yang kita rayakan pada hari
Natal itu adalah: "Terang yang sesungguhnya yang sedang datang ke dalam
dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya"[8].
Tetapi sayangnya ialah bahwa, "dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang
kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak
menerima-Nya"[9]. Dan kita tidak bisa, bahkan tidak boleh, menutup mata
untuk itu.
Kita juga menyaksikan, bahwa bangsa kita
masih
mengalami berbagai persoalan. Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan
masih menjadi persoalan sebagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan
masih sulitnya menanggulangi biaya-biaya bahkan kebutuhan pokok hidup,
apalagi untuk pendidikan dan kesehatan. Kekerasan masih merupakan bahasa
yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia.
Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman masih merupakan pengalaman kita. Akibatnya, kerukunan hi-dup, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal. Korupsi, bukannya dihapuskan, tetapi malah makin beranak-pinak dan merasuki segala aras kehidupan bangsa kita bahkan secara membudaya. Penegakan hukum yang berkeadilan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia masih merupakan pergumulan dan harus tetap kita perjuangkan. Pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap mencemaskan kita. Mereka yang diberi amanat dan kekuasaan untuk memimpin bangsa kita ini dengan benar dan membawanya kepada kesejahteraan yang adil dan merata, malah cenderung melupakan tugas-tugasnya itu.
Oleh karena itu, saudara-saudari
yang terkasih, dalam pesan Natal bersama tahun ini, kami hendak
menggarisbawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan bersaksi dan
beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal kali ini saja, tetapi
hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua:
•·
Sederhana dan bersahaja: Yesus telah lahir di kandang hewan, bukan hanya
karena "tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan"[10], tetapi
justru karena Dia yang "walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia"[11].
•· Rajin
dan giat: seperti para gembala yang setelah diberitahu tentang
kelahiran Yesus dan tanda-tandanya, lalu "cepat-cepat berangkat dan
menjumpai Maria, Yusuf dan Bayi itu"[12].
•· Tanpa
membeda-bedakan secara eksklusif: sebagaimana semangat kanak-kanak Yesus
yang menerima para Majus dari Timur seperti adanya, apapun warna kulit
mereka dan apapun yang menjadi persembahan mereka masing-masing[13].
•·
Tidak juga bersifat dan bersikap mengkotak-kotakkan, karena Yesus
sendiri mengajarkan bahwa "barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di
pihak kamu"[14].
Saudara-saudari yang terkasih,
Tuhan Yesus,
yang kedatangan-Nya sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya hampir delapan
ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, disebut sebagai "terang besar" yang
"dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan di dalam kegelapan"[15].
Nubuat itu direalisasikan-Nya sendiri dengan bersabda: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup"[16]. Di samping penegasan
tentang diri-Nya sendiri itu, barangkali baik juga kita senantiasa
mengingat apa yang ditegaskanNya tentang kita para pengikut-Nya: "Hanya
sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada
padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu;
barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia
pergi"[17].
Akhirnya marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan
sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh melupakan, bahwa
sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang ekstrim. Dengan
demikian semoga terjadilah kini seperti yang terjadi pada Natal yang
pertama:
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya"[18].
SELAMAT NATAL 2011 DAN TAHUN BARU 2012
Posting Komentar