Hari sabtu 10 Desember 2011, dalam acara Internasional Culture Event
Jakarta mewakili Pulau Papua Ikatan Mahasiwa Papua Bogor menghadirkan
sebagai sebuah bangsa yang suda Merdeka melalui Tarian Adat Papua.
Disana para peserta yang hadir 9 Negara ASEAN dan termasuk Papua.
Sesuai Pantaunan saya, para peserta mahasiswa Papua Bogor ada beberapa
orang menggambarkan Bendera Bintang kejora diwajah mereka. Aksi
ini bukan Politik tetapi kami rayakan sebagai hari HAM sekaligus lambang
Cultural Bangsa Malanesia ditengah bangsa - bangsa lain termasuk Negara
Indonesia.
Tarian yang dibawakan adalah Tari perang dan Tari
Tokok Sagu. Kolaborasi tarian Papua adalah sebagai berikut: Tarian ini
menceritakan tentang tanah Papua yang kaya akan sumber daya
alamnya,berjuta potensi terkandung dalam bumi cenderawsih ini,tanah yang
diberklati Tuhan baik didarat maupun di laut,hasil hutang maupun hasil
lautnya.
Masayarakat papua pada saat itu,hidup rukun dan damai,dan
penuh kelimpaan,keharmonisan itu nampak
dari keseharian aktivitas yang
dilakukannya.. hidup saling tolong menolong merupakan ciri dari
masyarakat papua baik dalam membuka kebun dan membangun tempat tinggal
mereka.
Kebutuumhan akan bahan makanan terpenuhi karena alammnya
yang kaya akan sumber plasma Nutfa.Lautnya menyediakan berbagai jenis
ikan,hutannya yang kaya akan flora dan fauna (Gerak Tari hidup rukun).
Suda
lama tinggal bersama engkau dan banyak janji telah kau berikan,namun
hingga kini masih miskin,dibantai,dibunuh,dianiaya,dirampas diatas
kekayaan kami.
Apakah anda lakukan semuanya ini buat bangsa malanesia dianggap sebagai binatang dibumi ini .....?
Lalu
kau memandang kami dengan sebelah mata, kau mengatakan habiskan manusia
bersama kekayaan,dan kau mengatakan kami kafir, lalu mengapa kau ingin
menjadi bagian dari dirimu.
Oh Tuhan, Kami ingin mau bebas dari
semua penindasan ini. Kalau memang kami ini menjadi bebanmu,biarkan kami
pergi kembali ke kampung halaman kami di ufuk timur untuk mengurus
bangsanya sendiri, Supaya kamu tidak hina ........ oleh mereka yang
lain karena kami.
Kamu pernah berjanji 50 tahun yang lalu
......... supaya kami juga bahagia dan sejahtera bersmamu,namun
janji,tinggal janji,kami ingin kembali ketempat kami yang penuh dengan
makanan yang berlimpah,tempat yang penuh dengan kebahagiaan,keharmonisan
dan keceriakan bagaikan surga kecil yang jatuh kebumi cenderawsihku. (
Tari Perang).
Ijinkan Kami .......... ya Tuhan ......... untuk
kembali menanam benih yang telah kami simpan sejenak nenek moyang kami
diciptakan dibumih cenderawasih,karena kami berbeda dengan kamu dalam
melihat,berpikir,merasa, hidup, supaya kami bisa berbuat sendiri secara
mandiri dan mengajarkan kepada anak cucu kami dalam menjaga dan
memelihara secara rarif dan bijaksana warisan leluhur kami. ( Tari Tokok
Sagu).
Hai saudara - saudariku,ingatlah akan tanah leluhurmu.
Mari kita manjaga kekayaan bumi cenderawasih kita bersama. Agar
kita hidup dengan rukun damai dan bercukupan sehingga kita saling
mencintai satu sama lain. Tarian adat menutupi dengan lagu hitam Kulitku
dan keriting rambutku.
Saat itu banyak peserta hebo karena beberapa kawan - kawan melukiskan dimuka waja mereka dengan bendera bintang kejora.
"Salam Juang saudaraku Tuhan Bersama Kita"
Posting Komentar