0
Tari Yospan-ragam gerak nusantara
Di ujung timur sana ada satu pulau de pu nama Papua, disana masyarakatnya hidup bergantung dari alam. Tidak salah merek hidup dari alam karena kata orang-orang pintar di dunia ini papua itu sangat kaya dengan sumberdaya alam (SDM). Tapi sa pikiran ni sangat ragu kalau kita terus bergantung dari alam tanpa kita jaga dan budidayakan seperti yang orang pintar dong bilang biar sumber daya banyak bagaimanapun kalau setiap saat di ambil secara rutin nantinya akan habis juga. Maka itu mungkin kita punya mama/bapa dong harus pikir untuk masa depan yang panjang lagi ka apa ee??
Tidak dari sisi SDM saja kita terancam tetapi baru-baru ini ada yang namanya Goyang aster. Goyang ini memang belakangan ini sangat papuler sampai kitorang punya kaka, adik dorang semua tau goyang ini, sampai goyang ini sering di buat lombah dalam kejuaraan di hari-hari besar.

Dong mengerti k tidak ee.??

lomba tarian aster-tabloidjubi
Mari kitorang lihat lebih jauh lagi, ternyata goyang Aster ini mengeser goyang yosim pancar (Yospan). Yospan ini sejak dulu dari torang punya nenek moyang sudah berlangsung dan itu sering di peragakan saat acara-acara penting seperti saat, penyambutan tamu.
Tarian Yospan ini ternyata penggabungan dari dua tarian rakyat di papua yaitu Yosim dan Pancar. Tarian yosim berasal dari wilaya teluk sairei (serui,waropen). Yosim lebih membebaskan penari untuk mengekspresikan gerakan dan mengandalkan kelincaan gerak tari  terus kalau pancar lebih kaku dan tariannya lebih mengikuti alunan musik, tipa, ukulele sama gitar.
Dengan Perkembangan zaman di papua sana,tarian ini di jadikan tarian rutinitas di sekolah-sekolah tarian ini juga menjadi tarian senam dan sering di perlombakan saat hari besar dalam ketegori yang beragam dan itu berlangsung sejak 1960an hingga kini. Namun beberapa tahun belakangan ini, mala yang marak bukan yospan tetapi tarian aster. Bahkan beberapa bulan lalu tarian aster ini di perlombakan di depan kantor gubernur Papua dan di sponsori oleh Pemerintah Provinsi sendiri. Waoo...
Siapa yang sedang memusnakan kebiasaan papua..??
Kalau kita tengok lagi, hal yang pemerinta provinsi buat di depan kantor gubernur ini adalah suatu proses penggeseran budaya atau kebiasaan yang sering di lakukan secara turun temurun di sekitar wilaya papua. Hal ini terpancar sangat jelas bahwa salah satu wadah percepatan penggeseran budaya lokal yang sejak lama di pertahankan oleh masyarakant pribumi dengan mudah di lengserkan. Dan apa bila kegiatan seperti ini terus terulang maka dapat kita kategorikan bahwa pemerintah provinsi adalah salah satu dalang dari pergeseran budaya ataupun tarian lokal yang adalah warisan lelulur Papua.
Sebagai  Pemerintah Daerah seharusnya lebih jelih memperhatikan nilai-nilai lokal yang sedang di ambang kepunahan, dan lebih mengajak masyarakat untuk mencintai budaya lokalnya sendiri bukan menjauhkan mereka dari budaya yang lama telah melekat pada diri mereka. Itu sama halnya sedang memaksa sesorang melupakan masa lalunya, alias memaksa  depresi atau memaksa orang lupa ingatan, sangat tidak masuk akal.

Posisi mahasiswa??

Mahasiswa boleh di bilang adalah Siswa/i pilihan yang menjadi maha untuk mengkaji dan mengkritisi dirinya,masyarakatnya dan lingkungan sekitar ia di perbolehkan belajar. Budaya/ kebiasaan yang sering di lakukan oleh leluhur sejak dahulu adalah satu hal penting yang harus di kritisi dan di kaji oleh mahasiswa sebelum menginjak lebih jauh. Tidak ada hidup yang di jaga oleh orang lain selain diri kita sama halnya hidup budaya kita bilah bukan diri kita yang memulai untuk menjaga siapa lagi yang kia harapkan??.
Dari sisi lain budaya adalah pemersatu antara manusia satu dengan manusia yang lainnya di suatu lingkup/wilayah, sehingga mudah dalam berinteraksi. Dari sisi pandang ini kita dapat persepsi bahwa budaya adalah satu hal penting yang harus benar-benar di jaga dan di regenerasikan melalui berbagai cara tanpa menghilangkan nilai pada budaya itu sendiri, baik secara internal maupun eksternal agar terpupuk dalam wadah yang besar.

Untuk menjaga kebiasaan Lokal tetap eksis ??

Campur tangan Semua kalangan dari pemerintah daerah, Masyarakat dalam hal ini para petua budaya dan mahasiswa sangat di butuhkan agar budah harus tetap eksis adalah hal yang paten. Apa bila satu dari antara ketiga komponen itu bertolak belakang maka budaya kita berada di ambang kepunahan, maka perlu ada yang namanya kordinasi kajian horisontal yang kritis dan efektif antara ke tiga komponen ini.

Budaya adalah pemersatu yang paten tidak ada hal lain yang bisa membanta itu, dan hal itu sangat kental, nampak di Papua. Kita adalah generasi Papua yang punya tugas besar untuk memupuk dan merawat semua itu. Mari kita teruskan, ko dan za adalah satu Papua.


#menkoinfo

Posting Komentar

 
Top