Ketua IMAPA Bogor Yunus Gobai/infokom |
Bogor,IMAPANews--Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA)
Bogor mengaku menolak rencana Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yang menjadikan daerah ini sebagai tujuan transmigrasi. Selasa,(23/17)
Ketua IMAPA Yunus E
Gobai menyatakan padatnya
jumlah penduduk di Maybrat yang mencapai 5,24 persen dan dukungan lahan yang semakin menipis,
menjadi dasar penolakan penempatan bagi transmigran lokasinya di daerah aifat pada 2016-2017 .
"Wilayah Provinsi Papua Barat
sudah cukup padat. Dukungan lahan untuk pembukaan usaha pertanian dan
perkebunan semakin menipis. Belum lagi topografi kabupaten Maybrat yang rawan bencana alam,” tegas Yunus
Menurutnya, Selama 6 tahun
terakhir, Maybrat selalu menjadi daerah
tujuan perpindahan penduduk dari berbagai daerah Karena
itu, polemik persoalan ekonomi, kependudukan dan infrastruktur selalu menjadi
masalah di Maybrat.
“Jadi Masa masih akan dijadikan lagi
sebagai tujuan transmigran?" ungkapnya
Ia menambahkan, kami
sangat mendukung aksi penolakan dari Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Kelapa
Sawit dan Transmigrasi di Maybrat (KOMPEKSTRAM) Sorong.
Menurutnya, saat ini
dengan kondisi kehidupan masyarakat Maybrat yang masih mengalami kesulitan
ekonomi.
Maka dengan rencana memasukkan
transmigran, dikhawatirkan akan menambah masalah baru di daerah itu.
"Masih banyak warga Maybrat belum memiliki, tanah, rumah dan pekerjaan.
Jika dibiarkan transmigran luar daerah diberikan tempat secara legal di tanah
Maybrat berarti pemerintah memang
sengaja untuk membuat Maybrat berada di antara ada dan tiada,’pungkasnya
IMAPANews
Posting Komentar