KISAH
CINTA DARI RIMBA
google.com |
Suku Fayu tidak percaya dengan sakit. Bagi mereka sakit
merupakan kutukan istri Gohu mengalami keram karena hamil ketika Doris yang
seorang perawat inggin menolong tetapi terlambat dan ia meninggal di pangkuan
Doris. Bagi suku Fayu, orang tidak bisa mati secara alami menurut pandangan
mereka itu adalah pertanda atau kutukan. Suku Fayu percaya bahwa sakit adalah
kutukan yang tidak bisa disembuhkan. Dalam kondisi ini Doris yang seorang
perawat yang terbiasa melihat sesuatu secara rasional dilawankan dengan
kebiasaan suku Fayus yang melihat sesuatu dari sisi Alam atau budaya mereka.
Suku Fayu seseorang sakit karena melanggar aturan, dendam sehingga seseorang
mengalami kutukan, tetapi bagi Doris itu adalah sakit.
Sabine, gadis yang ceria suka akan tantangan dengan cepat ia
bisa menemukan teman perempuan dari suku Fayu bernama Faisa dengan membuat
mainan pesawat kertas dan menerbangkannya bagi anak-anak suku Fayu itu sesuatu
yang aneh,baru. Sabine dengan cepat beradaptasi dengan suku yang baru dengan
karakter, budaya, bahasa, dan kebiasaan yang berbeda dan Sabine menemukan
banyak teman baru anak-anak seusianya. Ketimbang kakaknya Judith yang lebih
memilih tinggal di rumah dan adiknya Cristian yang masih berusaha untuk
beradaptasi.
Istri Gohu yang meninggal akibat keram waktu hamil,
kepercayaan suku Fayu seseorang yang meninggal sebelum di bawa ke hutan, mayat
tinggal di rumah untuk waktu yang telah di tentukan menurut kepercayaa suku
fayu, setelah itu mayat di bawa ke hutan diletakan di atas parah-parah yang
telah di siapkan. Setelah jasad menjadi tulang, tulang tersebut di bawa untuk
diletakan di rumah, karena suku Fayu percaya bahwa mereka yang sudah meninggal
akan tetap bersama mereka.
Suku Irigre berperang dengan suku Fayu karena ada masalah
sehingga terjadi perang, perang di lakukan di lapangan terbuka dengan
berhadapan muka dan saling menyerang. Setelah waktu yang telah di sepakati
untuk berperang selesai kedua suku tersebut membantu anggota sukunya yang
mengalami luka,mengangkat yang meninggal akibat terkena anak panah.
Gohu yang menduda setelah istrinya meninggal akibat kena
kutukan waktu hamil, tetapi bagi Doris Ibu Sabine itu adalah keram waktu mau
melahirkan. Gohu mengambil Nala dari kampong Irigre untuk dijadikan sebagai
istrinya, tetapi Nala tidak mau karena anaknya Auri di panah oleh Gohu dan
melarikan diri ke hutan. Mereka Auri kena kutukan jadi hidupnya tidak akan lama
sehingga menjadi pembenaran bagi Gohu untuk memanahnya. Nala tidak mencintai
Gohu tetapi ini tentang kelangsungan hidup Nala, sehingga Nala tidak memiliki
pilihan kecuali menerima Gohu sebagai Suaminya, karena ketika ia menolak
resikonya adalah Mati.
Ketika menelusuri hutan,sabine bersama adiknya Cristian dan
sahabatnya Faisa,bermain di tengah hutan menikmati mainan tarzan-tarzaan lalu
dalam perjalanan pulang tanpa sengaja mereka menemukan Auri yang terbaring tak
berdaya,akibat anak panah Gohu yang tepat di dada Auri. Luka yang di derita
Auri cukup parah karena lama berada di hutan, masih kecil, tak berdaya, luka sudah
membusuk Klaus bersama warga suku Fayu menelusuri hutan untuk menemukan
Cristian yang menemani Auri di tengah hutan.
Auri di bawah pengobatan Doris yang seorang perawat, namun
mereka memperoleh tantangan dari warga suku Fayu yang menolak Auri karena bagi
mereka siapa yang memperoleh kutukan akan meninggal. Kutukan yang tidak bisa
lawan, tidak ada kekuatan yang mampu untuk mengalahkan kutukan tersebut ungkap
Gohu yang menjadikan Nala ibu Auri sebagai Istri dan memanah Auri, tetapi atas
kebijaksanaan kepala suku Boko. Auri yang merupakan bagian dari suku Irigre di
perbolehkan tinggal bersama keluarga Klaus. Kepala suku Fayu Boko mengatakan
kita akan liat apakah Auri mampu melawan kutukan atau meninggal karena kutukan
biarlah waktu menjawab.
Sore yang indah menyinari sungai kampong, di tempati oleh
suku Fayu, ada sungai yang memamerkan keindahan pasir, batu, hutan, sungainya.
Judith yang mempunyai kemampuan untuk mengotak atik pensil gambar, pada kertas
gambar melukis keindahan pantai, ketika hujan lebat melandai kampung Judith
tidak melepaskan momen tersebut. Judith kakak perempuan Sabine mahir dalam
melukis. Ketika petang terjadi perang yang keras antara suku Irigre dan suku
Fayu di lapangan terbuka di halaman rumah Klaus, akibat suara yang menyertai
proses perang membuat Judith menangis pada kondisi tersebut. Sedangkan Klaus
memberanikan diri untuk membubarkan kedua suku yang sedang bertikai. Atas
kebijaksanaan kepala suku boko dan kepala suku Irigre maka mereka berjanji
untuk tidak saling berperang lagi dengan harapan Klaus jangan meninggalkan
mereka.
Selama 8 minggu keluarga Claus meninggalkan hutan Papua
Barat ( West Papua ) untuk berlibur ke Jerman, ketika berada di Jerman Sabine
merasakan ada sesuatu yang berbeda yaitu perbandingan antara hutan Papua dengan
Jerman. Selama berada di hutan tidak ada salju ketika melihat salju ia
mengagumi sebagai hasil karya Tuhan yang patut di syukuri oleh Jerman, tetapi
Sabine tidak merasa nyaman berada di Jerman. Ia selalu merindukan
hutan,teman-temanya, Auri, berbeda dengan Judith dan Cristian yang tidak
terlalu merindukan hutan Papua.
Setelah liburan di Jerman selesai claus beserta keluarga
kembali ke hutan Papua Barat, tempat di mana suku Fayu berada. Mereka mulai
tumbuh dewasa, Judith tetap tinggal di Jerman dan Sabina beserta Cristian yang
tetap berada di hutan bersama kedua orang tuanya. Usia dewasa inilah
benih-benih cinta antara Auri dan Sabine mulai perlahan-lahan timbul. Cinta
Sabine kepada Auri menjadi beban bagi Claus dan Doris karena mereka tidak yakin
apakah Sabine bisa menjadi bagian dari suku Fayu atau tidak.
Sabine bersama Cristian menghabiskan waktu 3 minggu di
Jayapura, namun sabine tidak merasa betah berlama-lama di Jayapura waktu 3
minggu terasa 6 minggu. Karena kerinduan yang mendalam kepada Auri.
Tahun 1989 menjadi tahun yang kelam bagi Sabine karena
kehilangan seorang sahabat abadi, cinta masa remajanya, kematian Auri membawa
Sabine pada kesedihan, shock berat, perasaan putus asa, bagi sabine Auri sudah
bertahan lama, begitu berani dan kuat begitu bersemangat untuk hidup pada
akhirnya meninggal karena tubereulosis.
Sabine, dunia yang sempurna apakah itu benar ada..??
bagaimana dunia yang sempurna itu..?? apakah itu tergantung pada warna kulit
kita..? nenek moyang kita..? atau paspor kita..??
Dunia tidak ada yang sempurna baik di hutan maupun di
Jerman, karena kebahagian sejati tidak terdapat dalam kesempurnaan, tetapi
bersama mereka yang kita cintai, mereka yang melindungi kita, dan yang menyangi
kita……di situ di mana hati kita bisa damai dan bagi Sabine ia menyadari
selamanya dalam hatinya, ia akan terus menjadi anak rimba West Papua.
Film ini untuk segala umur dan layak untuk di tonton karena
merupakan kisah nyata dari von sabine Kuegler yang di Novelkan dan menjadi
Novel bestseller. Novel tersebut difilmkan. Film ini sangat menginsiprasi dalam
memaknai hidup, cinta, keluarga, dan orang yang menyangi kita .dan yang penting
untuk menumbuhkan kecintaan kita akan Indahnya Alam Papua dan Instrumen music
yang indah membuat kita terpesona akan karya Tuhan yang luar biasa bagi Alam
Papua.
Penulis adalah Naq Pegubin
Posting Komentar